Dari Amsterdam, Hamburg, lalu Madrid

Johan Cruyff pernah mengatakan bahwa pemain seperti Rafael van der Vaart hanya muncul satu kali dalam 50 tahun. Setelah mekar di Amsterdam dan matang di Hamburg, kini ia berdiri di Madrid. Seperti banyak pemain hebat lain, Van der Vaart sudah menendang-nendang bola sejak masih bocah. Ia bahkan sudah masuk sekolah bola dalam usia kurang dari lima tahun, di sebuah klub bernama De Kennemers di kota Beverwijk, dekat tanah kelahirannya di Heemskerk. Di usia 10 tahun Van der Vaart mengikuti ujicoba di Ajax Amsterdam. Memang dasarnya punya talenta hebat, ia pun langsung direkrut. Betapa menjanjikan apabila bakat besar diasah di akademi sepakbola yang diklaim sebagai yang terbaik di dunia itu. Tujuh tahun menimba ilmu di akademi, Van der Vaart melakukan debutnya di musim 1999/2000, saat Ajax bermain 1-1 dengan FC Den Bosch. Di musim berikutnya ia mulai diberi porsi besar untuk terlibat dalam permainan Ajax. Pelatih Co Adriaanse turut berjasa karena menaruh kepercayaan pada anak muda yang satu itu, sehingga talentanya makin terlihat.

Aksi Van der Vaart muda, yang bermain lincah sebagai attacking midfielder, cepat ditangkap publik Amsterdam. Hasilnya, tahun itu juga ia dipilih sebagai Pemain Berbakat Tahun ini oleh suporter Ajax dan European Talent of the Year oleh pembaca majalah Italia, Calcio Manager.

Kian hari Van der Vaart kian menancapkan pengaruhnya buat Ajax. Di musim 2001/2002, walaupun sering didera cedera, ia masih mampu mencetak 14 gol. Musim berikutnya ia lebih produktif: mengukir 18 gol dari 21 pertandingan di Eredivisie.

Pria kelahiran 11 Februari 1983 itu dinilai pengamat memiliki kecepatan yang luar biasa, visi yang tajam sebagai pengatur serangan, umpan yang jenius, tipikal breaker yang tangguh, serta punya naluri tajam untuk mencetak gol.

Pengaruh yang kuat di tim membuat Van der Vaart ditunjuk sebagai kapten oleh pelatih Ajax saat itu, Ronald Koeman, di musim 2004/2005. Yang menarik, pada 18 Agustus 2004 ia "dibuat" cedera oleh rekan Ajax-nya, Zlatan Ibrahimovic, dalam laga internasional, Belanda versus Swedia.

Insiden itu kelak menjadi klimaks ketidaksukaan manajemen Ajax terhadap Ibrahimovic, sehingga pada 31 Agustus 2004, terkesan mendadak, bomber jangkung itu dijual ke Juventus. Karena kekurangan penyerang, Van der Vaart pun didorong Koeman untuk menjadi forward, mendampingi striker yang penampilannya waktu itu sedang menurun, Wesley Sonck.

Sial buat Van der Vaart, ia rupanya tidak optimal menjadi finisher di lini depan. Juga ia kerap dikritik media massa karena mulai gemuk dan sering ber-dugem ria dengan pacar selebriti-nya, yang kelak menjadi istrinya, Sylvie Meis. Gabungan performa buruk dan perilaku di luar lapangan membuat Koeman mencopot ban kaptennya pada 10 Desember 2004.

Sejak itu, meskipun Koeman mundur dua bulan kemudian dan tempatnya digantikan Danny Blind, Van der Vaart menyatakan ingin meninggalkan Ajax. Buatnya, masa mekar sudah ia alami dan saatnya mencari tempat baru. Maka pada 1 Juni 2005 Ajax pun menjualnya ke Hamburg SV dengan nilai transfer 5,5 juta euro.

Di tanah Jerman Van der Vaart cepat beradaptasi. Ia diberi peran sebagai playmaker dan eksekutor bola-bola mati. Ditambah kemampuannya melepaskan tembakan akurat dari jarak jauh, pemain setinggi 175 meter itu langsung menjadi top skorer timnya di musim pertama. Hamburg pun ia bantu menduduki peringkat tiga di klasemen Bundesliga.

Di musim berikutnya Van der Vaart sudah diberi ban kapten. Namun ia kembali jadi langganan cedera, sehingga Hamburg turun terus dan masuk zona degradasi sebelum winter break. Namun begitu Van der Vaart comeback, semua kesulitan tersebut teratasi. Di akhir musim Hamburg finish di urutan ketujuh.

Kehebatannya makin diyakini dan banyak klub ingin memilikinya. Tercatat Chelsea, Inter Milan, Juventus, dan Valencia pernah diisukan berusaha mengejarnya. Van der Vaart pun merasa dirinya sudah pantas untuk bermain di klub yang levelnya lebih tinggi.

Ia pernah menyulut kontroversi saat didapatkan berfoto dengan memakai kostum Valencia, padahal Hamburg tidak memberinya izin pindah. Kontroversi itu selesai dengan Van der Vaart melanjutkan karirnya di HSH Nordbank Arena. Musim lalu ia tetap menjadi ruh permainan tim dan membawa Rothosen ke posisi empat besar.

Di musim panas ini namanya kembali dijadikan spekulasi oleh pasar. Juventus mencoba mendekatinya lagi, tapi juga datang Real Madrid. El Real akhirnya berhasil dan berhak memboyong pemain incarannya itu ke tanah Spanyol.

Di Santiago Bernabeu ia bergabung dengan beberapa kompatriotnya seperti Arjen Robben, Ruud van Nistelrooy, Royston Drente dan Wesley Sneijder.

Dalam wawancara pertama yang dirilis situs klub barunya, Van der Vaart diingatkan bahwa Cruyff pernah mengatakan bahwa pemain seperti dirinya termasuk langka, hanya muncul sekali dalam setengah abad.

Apa tanggapan Van der Vaart?

"Senang sekali mendengar seorang seperti dia ngomong seperti itu. Aku pikir dia mungkin pemain terhebat dalam sejarah Belanda. Semua orang masih saja membicarakan dia. Tentang aku, kita wait and see saja apa yang bisa aku lakukan di tahun-tahun ke depan."

Publik sepakbola khususnya Real Madrid, Madridista, dan fans Van der Vaart pasti sama-sama menantikan itu.

Data singkat Rafael van der Vaart
Nama lengkap: Rafael Ferdinand van der Vaart
Lahir: 11 Februari 1983
Tinggi: 175 cm
Posisi: Attacking midfielder
Klub: Ajax (2000-2005), Hamburg (2005-2008), Real Madrid (2008 - ...)

Penghargaan individu:
1999, 2000, 2001: Talent of the Year at Ajax Amsterdam
2001: Amsterdam Sportsman of the Year
2002: Amsterdam Tournament Most Valuable Player (MVP)
2002: Talent of the Year of Europe

Trofi:
2001-2002: National Championship, Amstel Cup, Amsterdam Tournament
2002-2003: Amsterdam Tournament, Johan Cruijff Schaal
2003-2004: National Championship

ref : detik.com

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

1 Response to "Dari Amsterdam, Hamburg, lalu Madrid"

  1. klo diinget2, sy dah lama bgt ga nntn pertandingan sepak bola.. di tv maksudnya.. jd ga ngeh sama si rafael ini.. taunya cm david beckham en cowo2 italia itu hehehe..

    BalasHapus